четверг, 17 мая 2018 г.

Contoh metode menulis permulaan forex


A. Latar Belakang Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali di jarkan guru kepada anak kelas satu. keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan Menulis Permulaan). Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak menulis supaya anak bisa menulis dengan benar. Namun dalam menulis permulaan ini bisanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran anak dalam menulis permulaan. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006: 125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampan membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas selanjutnya. Sehinga dalam pembelajaran MMP ini keterampan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan menulis permulaan. 2. Apa tujuan menulis permulaan. 3. Seperti apakah pembelajaran menulis permulaan. 4. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan. 5. Apa saja rambu-rambu dalam pembelajaran menulis. 6. Permasalahan apa yang dapat terjadi dalam pembelajaran menulis dan bagaimana cara menanggulanginya. C. Tujuan Penulisan 1. Memahami penguin menulis permulaan. 2. Mengetahui tujuan menulis permulaan. 3. Mengetahui pembelajaran menulis permulaan. 4. Mengetahui langkah pembelajaran menulis permulaan. 5. Mengetahui rambu-rambu dalam pembelajaran menulis. 6. Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan cara menanggulanginya. D. Sistematika Penulisan A. Pengertian Menulis Permulaan Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan Lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa, disebut keterampilan berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus , 2002: 13). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan dengan tulisan. Dari pengertian menulis tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan kedalam bentuk tulisan. Menulis permulaan (escrita inicial) adalah cara merealisasikan simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara menulis yang baik. Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal. B. Tujuan Menulis Setiap penulis tentu memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasannya serta perasaannya melalui bahasa tulis, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu: 1. Untuk memberikan suatu informasi 2. Untuk meyakinkan atau mendesak pembaca 3. Untuk menghibur atau menyenangkan pembaca - Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis , Yakni. 1. Tujuan Penugasan Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh membuat laporan oleh Kepala Sekolahnya. 2. Tujuan Altruistik Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis harus berkeyakinan, bahwa pembaca adalah 8220teman8221 hidupnya. Segega penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai. 3. Tujuan Persuasif Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau dalam kegiatan politik. 4. Tujuan Informásional (Tujuan Penerangan) Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis. 5. Tujuan Pernyataan Diri Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri kepadaa para pembaca dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami 8220siapa8221 sebenarnya penulis itu. 6. Tujuan Kreatif Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di sini bukan hanya memberikan informasi melainkan lebih dari itu. 7. Tujuan Pemecahan Masalah Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah. Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e, d, f, k, j, dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metodo suku kata, metode global dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan idepesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat . Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya yaitu agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan espiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan Secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa. Kemampuan menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya. D. Pembelajaran Menulis Permulaan Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang Tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak cavando pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya. Untuk kemampuan menulis di kelas satu (kelas rentah), kurikulum 2004 menetapkan standar kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibujo sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan menjadi beberapa kompetensi dasar, yaitu. 1. Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis). 2. Menjiplak dan menebalkan. 4. Menulis permulaan. Menurut Tarigan (Hasani, 2005: 1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan idegagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Menurut Syamsudin (Hasani, 2005: 1) Menulut adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca Menurut Hasani (2005: 2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang Dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata. Definis menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya) dengan tulisan. Menurut wikipedia Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Kesimpulan: Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran (perasaan) menjadi wujud lambing (tulisan). Metode dan pembelajaran menulis permulaan Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut: a. Menulis huruf lepas b. Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata c. Merangkaikan suku kata menjadi kata d. Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996: 4) 2. Metode kata lembaga Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengenalkan kata b. Merangkaikan kata antar suku kata c. Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya d. Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996: 5) 3. Metode Global Metode global memulai pengajaran membaca de menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar, menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak , 1996: 6). Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) penigerian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak, 1996: 8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dialogo diálogo siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampanan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana) . Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan sebagai berikut: a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan. B. Analitik yatu melakukan proses penguraian. C. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni (a) penegenalan huruf, dan (b) latihan. Pengenalan Huruf Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaraan membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan. Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan untuk murid kelas 1 SD. Misalnya, guru hendak memperkenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Kedua gambar anak tersebut diberi nama 8220nani8221 dan 8220nana8221. 2. Guru memperkenalkan nama kedua anak itu sambil menunjukkan tulisan 8220nani8221 dan 8220nana8221 yang tertera di bawah masing-masing gambar. 3. Melalui proses tanya jawab secara berulang-ulang anak diminuta menunjukkan mana 8220nani8221 dan mana 8220nana8221 sambil diminuta menunjukkan bentuk tulisannya. 4. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis dan anak diminuta memperhatikannya. Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan dan anak diminuta untuk memperhatikan gerakan-gerakan tangan serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru. 5. Setiap tulisan itu kemudian dinalisis dan disintesiskan kembali. Perhatikan contoh tulisan berikut. N a n i n a n i Demikian seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan. Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengikuti prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks. Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain: a. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser. Pensil diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Ujung ibu jari, telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak. Dada tidak menempel pada meja, jarak mata antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm. B. Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pinsil, kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita, misalnya untuk melatih membuat garis tegak lurus guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur. C. Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan kertas karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan pembimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak memberikan perhatiannya. D. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat dilakukan dalam buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini. E. Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentuk kata atau bentuk huruf dalam benaknya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya. F. Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis. Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik. Ada beragam modelo variasi latihan menyalin, di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara yang berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak bersambung, atau sebliknya dari huruf tegak bersambung ke huruf cetak. G. Latihan menulis halusindah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku kotak. Ada petunjuk berharga yang dapat Anda ikuti, jika mrid-murid Anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat. 1) Untuk tulisanhuruf cetak, bagilah setiap baris pada halaman buku menjadi dua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, lihat pedoman yang dikeluarkan por Departemen Pendidikan Nasional. 2) Untuk tulisan tegak bersambung. Bagilah setiap baris pada halaman buku menjadi tiga bagian. Untuk ukuran dan bentuk tulisan lihat pedoman dari Depdiknas. H. Latihan dikteimla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya ketika menulis, sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar. Eu. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Perhatikan contoh berikut

Комментариев нет:

Отправить комментарий